BANYAK YANG KITA KETAHUI, SEDIKIT YANG YANG TELAH KITA KERJAKAN
<a href="http://www.freepik.com">Designed by Freepik</a> |
Banyak yang kita ketahui namun sedikit yang telah kita
kerjakan, sehingga tidak banyak yang bisa kita hasilkan.
Demikian yang terlintas dalam pikiran saya, setelah mengikuti webinar pengenalan 12 skill guru kompeten dalam pendidikan moderen yang diselenggarakan oleh mas Ryan Oktapratama, pada sabtu malam kemaren.
Puluhan atau bahkan
mungkin ratusan langkah, skill atau tips untuk menjadi seorang guru yang handal
telah kita baca dan ketahui, namun jika ditanya berapa yang sudah kita terapkan
maka jawabannya mungkin kurang dari dua puluh lima persennya, dan jika
dilanjutkan dengan berapa yang konsisten kita terapkan sampai dengan hari ini
maka persentasenya sangat mungkin semakin mengecil.
Dengan jumlah yang sedikit tersebut, tentu tidak banyak yang
bisa akita capai atau kita hasilkan. Profesi sebagai guru menjadi sebuah siklus
berulang yang menghasilkan banyak alumni (lulusan) namun tidak mengantarkan
kita pada lompatan capaian secara kualitas.
Sebuah pernyataan
menggelitik dalam statusnya mas Ryan Oktapratama yang mungkin mewakili
kondisi tersebut.
“Sembilan tahun pengalaman sebagai guru, tidak selalu sama dengan punya
sembilan tahun pengalaman. Tetapi bisa jadi sama dengan satu tahun pengalaman
yang di ulang sebanyak sembilan kali.”
Refleksi adalah aktifitas dimana kita secara jujur dan terbuka berdialog dengan
diri sendiri atas apa yang telah kita capai, apa yang masih menjadi kendala dan
penyebabnya, serta apa yang masih perlu kita bangun dan kuatkan pada diri kita.
atau mungkin dalam kondisi berbeda, kita tahu bahwa sumber masalah ada didalam
diri kita, namun kita tidak siap untuk menerima kenyataan tersbut dari orang
lain.
Maka refleksi adalah cara yang paling mudah
sekaligus berdampak, untuk memberikan dan menerima segala bentuk kenyataan yang
terjadi, sekaligus juga memunculkan solusi/jawaban yang palin tepat dan mengena
dari dalam diri sendiri.
Sebagai seorang guru, kita perlu keluar dari lingkaran
setan tersebut. Caranya tentu saja dengan terus belajar (menambah
pengetahuan baru, dan mengimplementasikanya).
12 skill kompetensi guru, merupakan sebuah alternatif cara
yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam mengembangkan kompetensinya.
Skill kompetensi ini, memberikan arah yang harus dilakukan oleh seorang guru secara
lebih detil dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan mengajar siswa yang
mungkin selama ini tidak pernah kita perhatikan.
Sebagai guru kita tinggal memilih, skill mana yang akan di
asah dan ditingkatkan. Tidak perlu semuanya, ambil beberapa yang sesuai dengan
kondisi kita saat ini, lalu fokus untuk dibangun dan dikembangkan.
Salah satu yang menarik bagi
saya dalam 12 skill kompetensi tersebut, adalah guru harus membangun
kebiasaan rekflektif terhadap semua yang telah dilakukan dalam melaksanakan
pembelajaran, dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasinya (asesmen).
Aktifitas refleksi ini sejatinya sangat sederhana, namun
mempunyai dampak yang luar biasa dilaksanakn secara konsisten. Namun sayangnya
kita jarang, atau mungkin tidak pernah melakukannya.
Seringkali masalah yang kita hadapi, ternyata sumbernya
bukan pada orang lain atau lingkungan, melainkan ternyata dari dalam diri kita
sendiri.
Komentar
Posting Komentar