Postingan

BANYAK YANG KITA KETAHUI, SEDIKIT YANG YANG TELAH KITA KERJAKAN

Gambar
<a href="http://www.freepik.com">Designed by Freepik</a> Banyak yang kita ketahui namun sedikit yang telah kita kerjakan, sehingga tidak banyak yang bisa kita hasilkan. Demikian yang terlintas dalam pikiran saya, setelah mengikuti webinar pengenalan 12 skill guru kompeten dalam pendidikan moderen yang diselenggarakan oleh mas Ryan Oktapratama, pada sabtu malam kemaren. Puluhan atau  bahkan mungkin ratusan langkah, skill atau tips untuk menjadi seorang guru yang handal telah kita baca dan ketahui, namun jika ditanya berapa yang sudah kita terapkan maka jawabannya mungkin kurang dari dua puluh lima persennya, dan jika dilanjutkan dengan berapa yang konsisten kita terapkan sampai dengan hari ini maka persentasenya sangat mungkin semakin mengecil. Dengan jumlah yang sedikit tersebut, tentu tidak banyak yang bisa akita capai atau kita hasilkan. Profesi sebagai guru menjadi sebuah siklus berulang yang menghasilkan banyak alumni (lulusan) namun tidak mengantarkan kit

Pancasila, (harusnya) Tua-Tua Keladi

Gambar
  Image by <a href="https://pixabay.com/users/sasint-3639875/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1807524">Sasin Tipchai</a> from <a href="https://pixabay.com/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1807524">Pixabay</a> Hari ini, sejenak kita diajak untuk mengingat, bahwa Pancasila sudah menginjak usia 76 Tahun, sejak pertama kali di cetuskan pada 1 Juni 1945. Andai Pancasila adalah manusia, maka  di suia tujuh puluh enam tahun dia bisa dikategorikan sepuh, meski berada sedikit di atas angka harapan hidup orang Indonesia yang berada di kisaran 71, 4 tahun. Sebagai panduan nilai hidup berbangsa, kita berharap pada usia Pancasila menjadi sesuatu yang disebut Tua-tua Keladi, makin tua makin jadi . Semakin tua semakin berarti. Apalagi jika dibandingkan dengan The Little Soekarno dari negara jiran, Mahathir Mohammad

KAPAN ZONA HIJAU?

Gambar
Gambar oleh Michal Jarmoluk.Pixabay Semenjak akhir 2019, virus corona menjadi sebuah teror yang menghantui dunia. Cepatnya proses penyebaran serta jatuhnya ribuan korban dalam waktu yang singkat menjadikan virus ini sebagai sebuah bencana yang dilambangkan dengan status pandemi. Sejak ditemukan kemunculannya di Indonesia pertama kali pada Maret 2020, pemerintah melakukan banyak langkah dan kebijakan yang tertuang dalam lembaran-lembaran pertaturan dan surat edaran dari usaha pencegahan sampai penanggulangan covid 19. Salah satu yang menarik adalah adanya pembagian wilayah berdasarkan penyebaran dan resiko dari covid-19 dalam bentuk zonasi warna. Terdapat empat zona warna yaitu: Hijau untuk daerah dengan resiko rendah, kuning, oranye, merah dan hitam. Sejak ditetapkan 10 juni lalu, seumpama traffic light di perempatan zonasi warna ini seharusnya menjadi petunjuk tentang apa dan bagaimana sebuah aktifitas dapat dilakukan di suatu tempat. Semakin pekat warna zona nya ma

TAHUN AJARAN BARU DI MASA NEW NORMAL: DARI PEDAGOGI KE HEUTAGOGI?

Gambar
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/photos/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=984236">Free-Photos</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=984236">Pixabay</a> Per tangal 13 Juli kemaren kita resmi memasuki tahun ajaran baru 2020-2021 yang secara sederhana berarti bahwa perjalanan tahun ajaran sebelumnya telah selesai. Tahun ajaran 2019/2020 sendiri merupakan periode pembelajaran yang sungguh istimewa dan luar biasa, dimana empat bulan terakhirnya berlangsung dalam suasana pandemic yang kemudian   secara radikal menyebabkan perubahan pada   kegiatan pembelajaran di sekolah, dari pola konvensional ke pola daring (online) yang berbasis berbasis internet. Meski pembelajaran secara online sudah sejak lama di gaungkan dan di idam-idamkan untuk diterapkan karena dipa

BLUE OCEAN SHIFTING (1)

Gambar
Beberapa kali konsep Blue Ocean ini terlontar dalam pertemuan antara kami dengan yayasan, mendorong saya untuk memilih buku ini dari rak display toko buku dan membawanya ke kasir bersama majalah berbingkai kuning National Geographic edisi Indonesia terbitan bulan Desember 2019. Buku ini merupakan hasil kolaborasi dari dua orang profesor penulis strategi bisnis dengan  kualitas yang  diakui oleh dunia internasional yaitu W.Chan Kim dan Renee Meuborgne. Sebelumnya mereka berdua menulis dan memperkenalkan sebuah konsep strategi persaingan baru yaitu Blue Ocean Strategy yang menjadi fenomena karena terjual jutaan copy diseluruh dunia (buku mereka yang ini saya belum punya). Secara sederhana saya memahami konsep Blue Ocean Strategy sebagai sebuah cara/sudut pandang baru dalam dunia bisnis yang berbeda dari cara/sudut pandang yang umum berlaku, atau dalam bahasa kekinian mungkin dikenal dengan istilah berfikir out of the box. Berbeda dengan pendahulunya, buku ini mengupas

SITUS TAMBANG ORANJE NASSAU, CEROBONG UDARA KE MASA LALU (Sebuah Catatan Lawatan Sejarah Daerah Kalimantan Selatan)

Gambar
Lawatan sejarah daerah Kalimantan Selatan sejatinya adalah sebuah event yang digagas dan dilaksanakan oleh MGMP Sejarah SMA   Kalimantan Selatan sebagai penerima bantuan fasilitasi event sejarah oleh Direktorat Sejarah Kemendikbud RI. Sebenarnya dalam program tersebut ada tiga kegiatan yang dilaksanakan yaitu, Lomba Karya Tulis Sejarah untuk siswa SMA/K dan MA se-Kalimantan Selatan, Seminar Sejarah, dan Lawatan Sejarah yang mengangkat tema “Revitalisasi Situs Tambang Oranje Nassau Dalam Sejarah Kalimantan Selatan” Tema tersebut dipilih sebagai bentuk jawaban atas fakta yang terjadi betapa masih minimnya pengetahuan dan pemahaman kita (warga Kalimantan Selatan) tentang keberadaan dan peran Situs Tambang Oranje Nassau dalam sejarah lokal Kalimantan Selatan. Tambang Oranje Nassau ini menjadi saksi sekaligus titik awal dari meletusnya Perang Banjar, dimana pada 28 April 1959   Pasukan Antasari mengepung dan menyerang tambang ini dan menyebabkan munculnya perlawanan-per

Aceh, Emansipasi dan Kejayaan dalam Tiupan Samudera

Gambar
 Aceh, dan Pintu-Pintu Ke Masa Lalu (2) Pukul 06.30 WIB, selepas sarapan pagi kami para pendamping dan peserta kegiatan Lawatan Sejarah Nasional ke 16 tahun2018 telah bersiap dengan seragam dan perlengkapan masing-masing. Sementara para penitia melakukan sesi charging kepada para peserta, kami para pendamping menjalani sesi “ramah-tamah” ngobrol dengan sesama. Sedangkan penumpang bis enam, memulai aktifitas dengan pengecekan daftar penumpang oleh panitia, yang tampaknya mulai hafal wajah dan nama kami para penghuni kursi bis nomor enam. Bis nomor enam sedikit berbeda dengan bus lainnya karena penumpangnya hany a para pendamping   (para guru dan pendamping dari BPNB daerah) dan peserta dari komunitas-komunitas lokal Aceh (sejarah dan blogger). Karena struktur penumpang demikian, maka hampir disetiap sesi terjadi perubahan ada daftar manifest penumpang dengan hadirnya beberapa wajah baru. ...

Aceh dan Pintu-Pintu Ke Masa Lalu (1)

Gambar
Aceh adalah salah satu tempat dengan sejarah yang teramat panjang di Indonesia. Sejarah tersebut membentang dari masa pra aksara sampai dengan masa sekarang. Ada banyak tokoh dan peristiwa besar yang muncul dan terjadi di Aceh. Hingga akhirnya kemanapun kita menjelajah, tempat-tempat bernilai historis akan dapat kita temui. Seumpama pintu-pintu yang siap mengantarkan kita menyelinap ke masa lalu. Sejarah Aceh yang teramat panjang tentunya tidak bisa dipisahkan dari kondisi   geografisnya. Aceh mempunyai letak     yang begitu strategis, berada di ujung barat pulau Sumatera telah menjadikan Aceh sebagai daerah terdepan dalam persentuhan dengan pihak luar.