Pembagian Raport Rasa (Rindu) Nasi Bungkus

Sabtu, Hari pembagian raport dua puluh lima tahun yang lalu...

Bagi kami hari ini hari yang sangat istimewa, lebih dari raport yang akan kami terima hari itu, melainkan karena kami berangkat dengan membawa nasi bungkus dan minuman teh manis yang disiapkan Uma di rumah untuk di makan saat disekolah.
Pada hari pembagian raport kami dengan pakain rapi duduk diteras rumah menunggu kawan-kawan yang lain lewat untuk kemudian berangkat bersama-sama membentuk barisan pasukan nasi bungkus  dengan menenteng kantong plastik berisi dua nasibungkus daun pisang istimewa serta satu botol minuman berisi air teh.



Membawa bekal terutama nasi ditambah minuman teh, bukanlah kebiasaan kami sehari-hari saat disekolah. Bagi kami saat itu, yang namanya makan nasi hanya dilakukan dirumah atau pada saat acara selamatan dan resepsi.
Keistimewaan itu kemudian bertambah dengan adanya fakta, dimana-mana makan bersama teman-teman itu sesuatu yang menyenangkan. Bebas mau bergaya dan berlagak seperti orang kaya saat menyantap nasi bungkus, bersulang sebelum minum dan rame-rame mengucapkan kata “untuk kesehatan” sepeti yang kami lihat pada film-film kungfu di layar tv, atau hanya sekedar bertukar lauk yang sebenarnya tidak ada beda sama sekali, alias sama-sama ayam masak habang 

Sedikit memori aneh yang terekam sampai saat ini adalah, salah seorang kawan yang membawa air minum bukan pada botol minum, tetapi pada botol bekas kemasan olie motor! Sesuatu yang jika pada saat ini layak mendapat gelar legend! Wkwkwk…
Tapi tak apalah, yang penting bahagia dan jadilah hari pembagian raport adalah hari paling istimewa bagi kami.

***

Bagi saya. moment pembagian raport ini selalu menghadirkan kembali sebuah memori, yang selalu dikenang. Sebagai kebahagiaan, sebagai kerinduan.

Tentang betapa sibuknya Uma (Ibu) dalam menghadapinya dan bahagianya kami menyongsongnya.

Satu hari sebelum pembagian raport Uma telah memulai kesibukannya, dimulai dengan menginstruksikan Ayah untuk membeli daging ayam di pasar, atau menyembelih sendiri ayam yang ada di kandang.

Kesibukan beliau berlanjut dengan menyiapkan bumbu masak habang, pada bagian ini kami sering kebagian tugas membantu mencancang lumbuk, yaitu menghaluskan cabe merah kering dengan cara dicincang pakai parang kecil sampai halus. Karena waktu itu mesin penghalus bumbusemacam blender adalah barang super mewah yang hanya diketahui dengan cara pernah melihat saja..bukan dimiliki 
Puncak kesibukan beliau akan dimulai pada pagi-pagi sebelum shubuh hari pembagian raport.

Uma bangun lebih pagi untuk memasak ayam dengan bumbu habang, dan menanak nasi lebih banyak dari biasanya , memanaskan lembaran daun pisang pada lidah api agar mudah dibentuk dan ditekuk sehingga mengeluarkan aroma yang khas.
Membungkus nasi sejumlah anak beliau yang akan mengambil raport hari itu dikalikan dua bungkus. Bagi keluarga yang punya empat anak usia sekolah, maka persiapannya mirip dengan menyiapkan acara selamatan 

Kesibukan beliau di akhiri dengan kami sekeluarga sarapan bersama dengan nasi bungkus lauk ayam masak habang, yang masih mengepulkan uap dengan aroma bumbu, nasi putih, daun pisang dan taburan bawang goreng yang sangat mengundang selera.


*Banjarmasin, 23 Desember 2017.
Disela-sela waktu pembagian raport.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Resolusi? (2)

SITUS TAMBANG ORANJE NASSAU, CEROBONG UDARA KE MASA LALU (Sebuah Catatan Lawatan Sejarah Daerah Kalimantan Selatan)