PENELITIAN DALAM SEJARAH



Sebagai sebuah ilmu sejarah tentulah mempunyai metode penelitian sendiri, yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya. Metode ini digunakan bagi seorang sejarawan dalam melakukan sebuah penelitian sejarah. Penerapan metode penelitian ini menjadi penentu apakah sebuah "tulisan sejarah" layak diangap sebagai hasil penelitian sejarah atau tidak.



Penerapan metode sejarah akan sangat berpengaruh terhadap objektifitas dan pertanggung-jawaban atas sebuah hasil penelitian sejarah. Hal ini terutama berkaitan dengan objek dari ilmu sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Antara peneliti dengan objek yang diteliti terpisah dalam waktu. Kemudian peristiwa yang diteliti juga bersifat unik dan terjadi hanya sekali (tidak bisa diulang), Selain itu sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan penelitian sejarah juga sangat unik, seperti :
a. benda-benda kuno.
b. Bangunan
c. Cerita/tradisi lisan di dalam masyarakat
d. keterangan dari sumber sejarah (pelaku, saksi atau lainnya)
e. dan lain-lain

Berangkat dari kondisi tersebut, maka ilmu sejarah kemudian melahirkan sebuah metode penelitian tersendiri yang sangat berbeda dengan metode penelitian ilmu-ilmu lainnya. Dimana metode ini bertujuan agar objektifitas dan kebenaran dari sebuah tulisan sejarah bisa dipertanggung jawabkan.

Tahapan-tahapan penelitian sejarah :

A. Heuristik (pengumpulan data)
Setelah peneliti menetukan topik yang ingin diteliti, tentulah yang harus dilakukan adalah mengumpulkan sebanyak-nbanyaknya sumber dan bahan yang akan diteliti untuk mendapatkan data. Semakin banyak sumber dan bahan yang dikumnpulkan tentulah semakin baik, sebab akan ada banyak hal yang bisa dikupas untuk disampaikan sebagai hasil penelitian.


B. Kritik (meliputi kritik intern dan kritik ekstern)

Setelah sumber dan bahan yang akan diteliti terkumpul, maka harus dilakukan kritik/verifikasi terhadap sumber dan bahan tersebut untuk memastikan bahwa :

1. Sumber dan bahan tersebut memang relevan (sesuai) dengan topik yang akan diteliti.
2. kebenaran/keshahan data, untukmenghindari adanya sumber dan bahan yang ternyata palsu dan dapat mempengaruhi hasil penelitian nantinya.

Kritik ini dilakukan dalam dua bentuk, yaitu:
Kritik Intern : berkaitan dengan kandungan data dari sumber/bahan yang akan digunakan
kritik Ekstern: berkaitan dengan bahan dari sumber/bahan yang akan diteliti. Contoh kertas asli atau fotocopy, editan, dll.

Hasil dari kritik ini adalah akan terseleksi sumber dan bahan mana saja yang akan diteliti dan data mana saja yang dibuang.

C. Interpretasi (penafsiran)
Selanjutnya sumber dan bahan yang telah terseleksi tadi kemudian diteliti dan diinterpretasi (ditafsirkan) fakta apa saja yang terkandung atau dapat diungkap dari sumber/bahan tersebut.
selanjutnya fakta-fakta tersebut kemudian dirangkai-dihubungkan satu dengan lain sehingga membentuk sebuah rangkaian yang saling berhubungan.

D. Historiografi (penulisan)
Selanjutnya rangkaian fakta yang telah didapatkan tadi kemudian dideskripsikan dalam bentuk tulisan dengan bahasa dan kalimat yang baik dan mudah dipahami.

Tahapan ini sangat penting, karena berfungsi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan hasil penelitian sekaligus juga sebagai bagian akhir dari tahapan penelitian sejarah.


Baca juga artikel terkait tentang  Sumber dan Fakta Sejarah di sini







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Resolusi? (2)

Bersepeda Dengan Gembira, Membancir Setelahnya (Part 1)